KBRN, Alor: Pemerintah Kabupaten Alor melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) terus berupaya menekan angka pernikahan anak. Salah satu strategi utama adalah menjalin kerja sama dengan tokoh adat dan agama yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat.
Penata KKB DPPKB Alor, Daniel D. Koda menyebut, tokoh adat dan agama menjadi mitra strategis karena mampu menyampaikan informasi secara lebih efektif kepada masyarakat. “Kalau mereka sudah bicara, masyarakat pasti dengar. Mereka punya massa,” ujar Daniel. Rabu (16/07/2025).
Ia menjelaskan, tokoh agama seperti pendeta atau imam juga menjadi saluran efektif dalam edukasi pernikahan anak karena rutin berbicara di forum keagamaan. Sementara tokoh adat dipilih karena perannya dalam struktur sosial masih sangat dominan.
“Dengan keterlibatan mereka, informasi soal bahaya pernikahan dini lebih cepat sampai ke masyarakat,” katanya. Selain itu, kata Daniel, para tokoh ini bisa menjadi corong penyebaran nilai-nilai perencanaan keluarga yang bertanggung jawab.
Langkah ini juga diperkuat dengan pelatihan bersama yang melibatkan tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat lainnya agar mereka memahami risiko pernikahan dini dan bisa menyampaikan dengan bahasa lokal yang akrab.
Menurut Daniel, model kolaborasi ini terbukti mampu menciptakan perubahan perilaku, terutama di wilayah-wilayah yang masih kuat tradisinya menikahkan anak usia muda.
sumber: https://www.rri.co.id/daerah-3t/1651759/kolaborasi-tokoh-adat-alor-tekan-pernikahan-dini-anak